Sleeping Paralysis

Ketika saya masih kelas 3 SMP dulu, hampir tiap malam saya mengalami ini, dan rasanya waktu itu jadi malas tidur karena capek harus berusaha bangun dan membuka mata saya sekuat-kuatnya. Orang jawa bilang ini tindihan. Tetapi menurut saya ini agak berbeda dengan tindihan, karena saya juga merasakan jiwa saya ikut melayang. Dan berbagai halusinasi muncul. Keren. Kaya di film-film horor. Bagaimana ya menjelaskannya? Saya sendiri juga bingung. Haha.

Memangnya apa itu Sleeping Paralysis?
Bagaimana gejalanya?
Apa penyebabnya?
Bagaimana cara mengatasinya?

Berikut akan saya paparkan data yang saya peroleh mengenai hal tersebut. 

Sleeping Paralysis [SP] merupakan keadaan lumpuh yang dihubungkan dengan kegiatan tidur dan bersifat sementara.
Menurut peneliti dari Kanada, terjadi karena adanya malfungsi pada tahap Rapid eye movement (REM). Pada keadaan normal, seseorang tidur melalui beberapa tahap, yaitu keadaan sadar-setengah sadar-tidur ringan-tidur lebih dalam-REM dan sebaliknya. Pada tahap REM, paralysis atau kelumpuhan merupakan suatu bagian yang normal karena tubuh sedang tidak sadar. SP terjadi apabila ada beberapa tahapan yang dilewati, yaitu ketika tubuh telah sadar sedangkan siklus REM belum sepenuhnya selesai akibatnya saraf sensori sudah mulai berfungsi tetapi belum diikuti oleh jalannya fungsi motorik sehingga seseorang merasakan kelumpuhan tersebut.
Perlu diketahui juga, umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.

Gejala-gejala paralisis tidur antara lain :
- Keluhan tidak bisa menggerakan anggota tubuh dikala pulas atau terjaga, namun masih bisa bernapas dan menggerakan mata, berakhir dalam hitungan detik atau menit dan tiba-tiba lenyap dalam perasaan mencekam.
- Muncul dalam bentuk episode kelumpuhan sebagian atau seluruh otot rangka.
- Halusinasi.
- Merasa ada tekanan, seperti ada orang yang menduduki atau menarik kebawah, merasa adanya peristiwa terror terkadang bisa terjadi.
- Terkadang timbulnya sensai Out of Your(OBE), mengambang atau terbang di udara, merasa keluar dari tubuh.
- Merasa sedang dicekik atau ditekan.
- Merasa ada seseorang yang mnarik kebawah atau menduduki.
- Merasa mendengar suara-suara halus.
- Merasa melihat bayangan di sekelilingi tempat tidur, dibarengi perasaan merinding.
- Merasa tubuh terguncang, bergetar ditelinga.
- Merasa seperti sedang bermimpi, namun seolah sedang benar-benar terjadi.

Penyebab paralisis tidur antara lain:
- Keadaan ilmiah.
- Posisi tidur.
- Pubertas.
- Kelainan bipolar.
- Pola tidur tak teratur.

Mitos Sleeping Paralysis Di Berbagai Negara
Di budaya Afro-Amerika,
gangguan tidur ini disebut the devil riding your back hantu atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.
Di budaya China,
disebut gui ya shen alias gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.
 Di budaya Meksiko,
disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.
 Di budaya Kamboja, Laos dan Thailand,
disebut pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.
 Di budaya Islandia,
disebut mara. Ini adalah kata kuno bahasa Island. Artinya hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.
 Di budaya Tuki,
disebut karabasan, dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.
 Di budaya Jepang,
disebut kanashibari, yang secara literatur diartikan mengikat sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.
 Di budaya Vietnam,
disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.
 Di budaya Hungaria,
disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.
 Di budaya Malta,
gangguan tidur ini dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.
 Di budaya New Guinea,
fenomena ini disebut Suk Ninmyo. Ini adalah pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah sleep paralysis.

Apa yang menyebabkannya?
Menurut survey Gallup tahun 1992, hampir semua orang dewasa mengalami Sleep Paralysis, paling tidak dua tahun sekali. Jadi fenomena ini bukan sesuatu yang asing bagi manusia. Usaha untuk menelitinya telah berlangsung sejak tahun 1950an, namun baru benar-benar bisa dipahami ketika para peneliti mulai mengerti hubungan antara kondisi REM (Rapid eye movement) dengan mimpi.

Ketika kita tidur, kita akan memasuki beberapa tahapan tertentu. Memang ada banyak, namun kita hanya akan melihat dua tahapan besarnya, yaitu Non REM dan REM.

Ketika kita tidur, 80 menit pertama, kita memasuki kondisi Non Rem, lalu diikuti 10 menit REM. Siklus 90 menit ini berulang sekitar 3 sampai 6 kali semalam. Selama Non REM, tubuh kita menghasilkan beberapa gerakan minor dan mata kita bergerak-gerak kecil.

Ketika kita masuk ke kondisi REM, detak jantung bertambah cepat, hembusan nafas menjadi cepat dan pendek dan mata kita bergerak dengan cepat (Rapid eye movement - REM). Dalam kondisi inilah mimpi kita tercipta dengan jelas dan kita bisa melihat objek-objek di dalam mimpi.

Dr.Max Hirshkowitz, direktur Sleep Disorders Center di Veterans Administration Medical Center di Houston mengatakan kalau Sleep Paralysis muncul ketika otak kita mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi yang dalam (REM dreaming Sleep) dan kondisi sadar.

Selama REM dreaming sleep, otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak bisa bergerak. Dengan kata lain, kita lumpuh sementara. Fenomena ini disebut REM Atonia.

"Kadang, otak kita tidak mengakhiri mimpi atau lumpuh kita dengan sempurna ketika terbangun. Ini bisa menjelaskan mengapa tubuh kita menjadi kaku."

Menurut hasil penelitiannya, Dr.Hirshkowitz menyimpulkan kalau efek ini hanya berlangsung selama beberapa detik hingga paling lama satu menit. Namun, bagi korban, sepertinya pengalaman ini berlangsung sangat lama.


Lalu, bagaimana dengan perasaan adanya makhluk gaib yang muncul di kamar kita?

Florence Cardinal
, seorang peneliti lain mengatakan kalau halusinasi biasanya memang menyertai Sleep Paralysis. Kadang ada perasaan kalau ada orang lain di dalam ruangan atau bahkan kita bisa merasakan adanya makhluk yang sedang melayang di atas kita.

Lalu, kita bisa merasakan adanya tekanan di dada seperti sedang diinjak atau diduduki. Malah, ada beberapa korban yang melaporkan mendengar suara langkah kaki, pintu terbuka dan suara-suara aneh. Ini cukup menakutkan, tapi normal. Bahkan banyak peneliti yang percaya kalau fenomena "penculikan oleh alien" atau "diserang roh jahat" kebanyakan hanyalah halusinasi yang terkait dengan Sleep Paralysis.

Lalu, dalam kondisi apakah Sleep Paralysis biasa muncul?
Beberapa penelitian menunjukkan adanya kondisi tertentu dimana kemungkinan mengalami Sleep Paralysis akan menjadi lebih tinggi bagi seseorang. Mereka yang mengalaminya, biasanya adalah ketika yang bersangkutan tidur telentang.

Lalu, fenomena ini lebih sering terjadi pada mereka yang mengalami kelelahan yang berlebihan atau mereka yang jadwal tidur normalnya terganggu.

Dan luar biasanya, mereka yang biasa minum obat penenang akan menjadi lebih sering mengalaminya (Ironis bukan?).

Tips menghindari Sleeping Paralysis?
1. Tidurlah yang cukup dan teratur
2. Kurangi Stress
3. Berolahragalah secara teratur
Dengan kata lain, gaya hidup sehat!
Tapi yang terpenting dari semuanya adalah, Jika kalian terlanjur mengalami ini, tidak perlu takut, karena fenomena ini hanya berlangsung sesaat dan akan segera berlalu. => Tampaknya ini kurang benar adanya karena saya mengalami hal tersebut kurang lebih selama setahun. 

Baiklah, selamat dini hari.

2 comments:

AWMAWY said...

Beneran nih selama setahun mengalami itu? :-o
Gak trauma tidur?

Hasna Budi Linawati said...

Ya bener, kok.

Ya itu, saya dulu jadi malas tidur.

Post a Comment